Kamis, 25 Februari 2016

cara kerja sistem pengapian konvensional

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional, Cara Menyetel Sudut Dwel Konvensional, Cara Menyetel Timing Ignition Konvensional dan Cara Menyetel Timing Ignition ECU

1. Cara kerja pengapian konvensional

Saat kunci kontak on, kontak pemutus tertutup, arus dari terminal positif baterai mengalir ke kunci kontak (lihat gambar (a) di atas), ke terminal positif (+) koil, ke terminal negatif (-) koil, ke kontak pemutus, kemudian ke massa. Aliran arus ke kumparan primer koil menyebabkan terjadinya kemagnetan pada coil (gambar (b)).

Jika kontak pemutus terbuka, arus yang mengalir ke kumparan primer terputus dengan tiba-tiba maka kemagnetan disekitar koil hilang / drop dengan cepat. Kemudian kumparan terjadi tegangan induksi. Karena saat kontak pemutus terbuka arus listrik terputus, maka medan magnet pada koil hilang dengan cepat pada kumparan sekunder terjadi induksi tegangan. Pada kumparan primer juga terjadi tegangan induksi. Tegangan induksi pada kumparan sekunder disebut dengan tegangan induksi mutual sedangkan pada kumparan primer disebut tegangan induksi diri. Tegangan tinggi pada kumparan sekunder (10000 V atau lebih) disalurkan ke distributor melalui kabel tegangan tinggi dan dari distributor diteruskan ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan penyalaannya sehingga pada busi terjadi loncatan api pada busi. Tegangan pada kumparan primer sekitar 300 sampai 500 V disalurkan ke kondensor. Penyerapan tegangan induksi diri oleh kondensor ini akan mengurangi loncatan bunga api pada kontak pemutus. Efek tidak terjadinya loncatan pada kontak pemutus adalah pemutusan arus primer yang cepat sehingga menghasilkan perubahan garis-garis gaya magnat pada koil dengan cepat pula.

2. Cara menyetel sudut dwel konvensional
a. Membuka distributor
b. Memutar crankshaft sampai Poros nok pemutus arus menekan rubbing block platina sehingga platina terbuka setelah itu berhenti memutar
c. Kemudian menyetel platina menggunakan filler gauge
d. Kendorkan baut platina.
e. Masukan ketebalan filler gauge sesuai celah spesifikasi platina mesin diantara Poros nok pemutus arus dengan rubbing block platina sambil menyetel jarak platina agar sesuai ketebalan filler gauge yang digunakan untuk mengukur.
f. Setelah sesuai, mengencangkan baut platina dan tutup distributor.

3. Cara menyetel timing pengapian :
a. Membuka tutup distributor.
b. Memutar pully serah jarum jam berhenti pada tanda dipully tepat menghadap 50 sebelum TMA pada mesin, TOP1 pastikan rotor menghadap kabel busi ke1.
c. Mengendorkan baut distributor, kunci kontak ON.
d. Memutar rumah distributor baru berhenti saat muncul bunga api pada kontak platina.
e. Mengencankan baut distributor.

4. Cara menyetel timing pngapian ECU
a. Pasang timing light
b. Nyalakan mesin
c. Jumper TE1 dan E1 pada socket diagnosis
d. Cek saat pengapian mesin.
e. Setel ulang saat pengapian sesuai spesifikasi mesin umumnya pengapian pada 100 BTDC
f. Selesai.

Sistem Pengapian
PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional YG saya pelajari di sekolah saya,semoga bermanfaat.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1) Pada saat kunci kontak ON,
Platina menutup Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka intikoil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka Aliran Arus Saat Platina terbuka Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangantinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkanpercikan bunga api.

::KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL::
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskanapa saja komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.
2.Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 ataulebih terminal. Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke ( ) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti:
radio, tape dan lain-lainnya.
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
3. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikaninduksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order). Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang adapada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
4.ROTOR
berfungsi untuk membagi arus ke setiap busi.
Mungkin masih bnyak lagi namun komponen di atas adalah yg paling penting.

cara kerja sistem pendingin

Cara Kerja Sistem Pendingin Mobil

Kita Punya - Cara Kerja Sistem Pendingin Mobil - Sistem pendingin berfungsi mendinginkan mesin dan mencegah panas yang berlebihan (OVER HEATING) pada mesin. Sistem pendingin ada dua macam yaitu sistem pendingin dengan air dan sistem pendingin dengan udara. Umumnya mesin mobil banyak menggunakan sistem pendingin air. Sistem pendingin air mempunyai kerugian akan konstruksi yang rumit dan biayanya yang mahal jika dibandingkan dengan sistem pendingin udara. Sedangkan keuntungan dari system pendingin air yaitu pendinginannya lebih cepat, lebih aman karena ruang bakar dikelilingi oleh air dan berfungsi sebagai peredam bunyi dan getaran, mserta dapat digunakan sebagai sumber panas untuk heater (pemanas ruangan). Sistem pendingin air dilengkapi oleh water jacket, pompa air (water pump), radiator, thermostat, kipas (fan), slang karet (hose), fan clutch dan lain-lain. 

Cara Kerja Sistem Pendingin Mobil

Pada saat mesin dingin:
Tekanan pada sistem pendingin dipompa oleh pompa air dan bersirkulasi dari water pump ke water jacket ke by pass hose kembali lagi ke water pump, karena pada saat ini mesin masih dingin dan air pun masih dingin menyebapkan katup thermostat masih tertutup, Pada saat mesin masih dingin, air tidak bersirkulasi melalui radiator, hal ini bertujuan agar air pendingin dan mesin cepat mencapai suhu kerja maximal, mengingat bahwa performa mesin juga akan maximal ketika mesin itu pada suhu kerjanya, bukan terlalu dingin dan juga terlalu panas. Untuk sirkulasi airnya dapat anda lihat pada gambar dibawah ini
Sirkulasi air pada saat Mesin masih Dingin
Sirkulasi air pada saat mesin Dingin
Pada saat mesin panas (Mencapai suhu Kerja)
Setelah mesin menjadi panas, kira-kira pada temperatur 85°C thermostat mulai terbuka dan katup bypass tertutup dalam bypass sirkuit, sehingga aliran air pendingin mengalir dari radiator ke lower hose, ke water pump, ke water jacket, ke upper hose dan kembali ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan udara yang dihasilkan dari gerakan maju kendaraan itu sendiri. Aliran air pada sistem pendingin dengan kondisi mesin dalam keadaan panas dapat dilihat pada gambar 17 berikut.
Aliran air pada kondisi mesin panas
Sirkulasi air pada saat mesin panas

cara kerja sistem AC


Cara kerja sistem AC ruangan


Bagaimana cara kerja sistem AC sehingga mampu memberikan efek pendingin dalam ruangan Anda? AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Seperangkat alat tersebut diantaranya kompresor, kondensor, orifice tube, evaporator, katup ekspansi, dan evaporator dengan penjelasan sebagai berikut :
Kompresor :
Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kondensor :
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.
Orifice Tube :
di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi.
Katup ekspansi :
Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
Evaporator/pendingin :
refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Jadi, cara kerja sistem AC dapat diuraikan sebagai berkut :
Sistem kerja AC
Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi [*] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
Perlu diketahui :
Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon [**], yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas pada jendela luar.
Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat [***] mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan.